Rabu, 23 Januari 2008

Ekskursi Tengah Malam

Tidur larut pagi. Satu lagi kebiasaan buruk yang sangat tidak membantu saya menjaga berat badan (menjaga? kalau sudah kebobolan apa yang bisa dijaga memang?). Karena kalau masih terjaga hingga jam setengah enam pagi seperti saat ini, maka godaan untuk melakukan perjalanan ke dapur akan sangat mudah datang.

Bermula dari letupan-letupan kecil dalam pikiran. Begitu kecil sehingga bisa begitu saja diabaikan. Namun tak berapa lama letupan-letupan itu muncul lagi, berubah menjadi semacam lolongan anjing di malam hari. Betapapun ingin kita hiraukan namun tidak bisa dihindari. Berikut mulai muncul perasaan gelisah, serupa dengan perasaan saat berusaha tidur padahal ada deadline yang belum selesai. Semua perasaan tersebut lalu termanifestasi dalam rana fisik. Tubuh mulai melakukan gerakan-gerakan kecil tak terkontrol. Kulit ini seakan ter iritasi, gatal minta digaruk. Akhirnya tanpa bisa menahan diri lagi tubuh terbangun dan mulai berjalan ke arah dapur. semuanya terjadi dalam hitungan sepersekian detik. Sepersekian detik yang fatal.

Begitu perjalanan sudah dimulai, maka tidak ada satu hal pun yang bisa dilakukan untuk menghentikannya. Petualangan ini harus dituntaskan, apapun yang terjadi.
Dan sampailah kita di dapur.

Buat orang seperti saya, dapur adalah tempat yang sangat familiar. Semua sudut sama dikenalnya seperti bagian dari tubuh sendiri. Apa yang ada di dalamnya terpatri di dalam otak bagaikan jumlah tagihan kartu kredit di komputer bank anda. Tidak ada yang bisa menghapusnya. Dan data ini akan selalu terupdate, minimal tiga kali sehari. Untuk saya, minimal 5 kali sehari. Namun meskipun begitu, tetap saja begitu kita sampai di dapur, maka tidak ada lemari, kotak makanan, lemari es yang tidak akan dibuka, Semua harus diekplorasi ulang. Seperti mencari sesuatu yang kita tahu tidak ada namun berharap untuk muncul secara ajaib. Dan tentunya tidak akan ketemu. kita bahkan tidak tahu apa yang dicari. Tetapi semua petualangan harus ada hasilnya. Kalau tidak, maka sia-sialah perjalanan panjang yang telah ditempuh tadi. Dan apa yang kita duga terjadilah.

Beberapa menit (atau belas menit) kemudian, terbaring di tempat tidur maupun terduduk di depan komputer, yang tersisa hanyalah rasa bersalah dan janji pada diri sendiri untuk lebih kuat kali lain. Setetes dua tetes air mata untuk efek dramatis dan hari pun berlanjut.

Keesokan harinya, larut malam, semua telah terlelap tidur. Anda terjaga sendirian dan tiba-tiba ada letupan kecil di lubuk pikiran terdalam.

Senin, 21 Januari 2008

3 Minggu pertama dan . . .

Sudah lewat tiga minggu sejak tahun 2008 dimulai dan proses untuk mengurangi berat badan, dengan bangga bisa saya katakan . . . . belum dimulai sama sekali. *sigh

Masih makan seperti biasanya. Pagi tidak makan apa-apa, makan siang secukupnya, lalu makan malam juga secukupnya. Seperti saya bilang, seperti biasa. Tidak lupa tentunya penganan-penganan kecil di antara makan pagi, siang dan malam. kudapan-kudapan manis yang menggugah selera. Dan sementara itu, kegiatan lain adalah duduk manis dan bekerja di depan komputer.

20 kilo hingga akhir tahun ini?

Tapi ini bukan berarti menyerah. No siree. Selama waktu masih tersedia, ayo gunakan sebaik-baiknya. Kalau tidak, maka malam tahun baru nanti . . . saya harus . . . aaah, tidak ingin membayangkan. Sungguh terlalu menyeramkan.
Mari tetapkan hati dan maju terus pantang mundur.

Saya lapar.